Memasang Ikon Elementary di Debian

Bagaimana bisa mengunduh 21 kali lebih cepat? Bukankah kecepatan unduh itu tergantung pembatasan dari server dan kecepatan internet kita?
Memang benar bahwasanya kecepatan unduh itu tergantung dari pembatasan yang diberikan server. Juga benar adanya bahwa kecepatan unduh itu tergantung dari kecepatan layanan internet kita. Namun saya mendapati sebuah cara untuk menyiasati keterbatasan di atas. Berikut ceritanya.
Singkat cerita, saya hendak mengunduh image MultiROM untuk memutakhirkan sistem operasi Xiaomi Mi 4c andalan. Berbekal hasil googling, saya mendapati dua alamat untuk mengunduh berkas citra terbaru dari MultiROM; yang pertama tentu dari situs resminya di multirom.me, dan yang kedua dari cermin byteturtle.eu.
Sialnya, mengunduh dari kedua tempat tersebut lamban adanya. Ya, meskipun memang internet saya tidak ngacir-ngacir amat, tapi laju unduh yang hanya 22KB/sec sangatlah mengenaskan. Terlebih saya tahu ini bukanlah biasanya kecepatan internet Indosat saya dapat, yang walau kala itu sedang tidak prima, tapi mestinya sangguplah di kisaran 500KB/sec mah...
Hmmm, apa daya menyiasati ini? Memakai download manager semacam DownThemAll
atau aria2
?
DownThemAll
tidak jalan di Firefox 57. Dahulu pernah mencoba GUI untuk aria2
, tapi kini agak lupa. Baiklah, ada pepatah Sunda yang berbunyi: "Ari bodo kudu alewoh, ulah bodo katotoloyoh", yang artinya kira-kira kalau tidak mengerti itu harus bertanya, jangan diam saja. Dan bertanya kembali lah sim kuring ke Google (sebenarnya pakai DuckDuckGo, tapi pakai bang !g
:D).
"Wah, ini judul artikel basi amat. Transfer pulsa Indosat kan tinggal SMS ke 151."
Mungkin itu yang terpikir dalam benak Anda ketika membaca judul artikel kali ini. Memang SMS ke 151 itulah yang biasanya saya lakukan untuk transfer pulsa ke sesama nomor Indosat. Namun entah mengapa, beberapa hari ini layanan transfer pulsa 151 selalu galat "Token yang anda masukkan salah", padahal saya yakin seyakin-yakinnya jika tokennya telah ditulis secara benar.
Mencari di mesin pencari juga tidak menghasilkan jawaban memuaskan. Beragam blog yang menulis cara transfer pulsa seakan saling menyalin artikel satu dengan yang lainnya tanpa memeriksa keberhasilan cara yang mereka tulis. Atau memang cara tersebut memang berhasil ketika artikel tersebut mereka tulis, karena nyatanya situs indosatooredoo.com sendiri menyajikan cara yang gagal setelah saya coba.
Maklumat, artikel ini adalah sebuah cerita mengenai pengalaman pribadi dalam berurusan dengan purnajual produk VGen. Apapun nanti kesan yang Anda dapat setelah membaca artikel ini, harap diingat saya menulis artikel ini murni dengan niat berbagi pengalaman dan tidak mendapatkan keuntungan apapun. Read on...
VGen memproduksi--atau lebih tepatnya rebranding dan memasarkan--banyak pernik perangkat keras komputer dan telepon genggam, seperti SSD, Random Access Memory (RAM), USB flash drive (UFD), dan memory card. Oh, ternyata VGen juga memproduksi smartphone. Selain smartphone, sepertinya saya pernah memakai semua produk VGen tersebut. Pernah memakai SSD 128GB yang IIRC merupakan rebrand SSD Samsung (atau mungkin hanya NAND-nya yang dari Samsung). Pernah punya UFD VGen juga, yang build quality-nya IMHO lumayan shitty. Mungkin karena saya membeli tipe yang lowest end. Pernah pakai memory card-nya juga, yang bertahan sekitar setahun lebih kemudian mendadak tidak bisa diakses. Dan tentunya RAM. Nah, untuk RAM ini akan saya ceritakan secara panjang lebar dalam paragraf di bawah ini.
Bisa dikata saya selalu menggunakan RAM dari VGen di semua komputer milik pribadi, entah itu PC ataupun laptop. Selain karena faktor harga (maklumlah, PC cuma rakitan kelas entry level dan laptop pun barang second hand), juga karena lebih mengutamakan layanan purna jual dibanding jargon-jargon fitur teknis dari sebuah RAM. Sebelum membeli RAM, saya mencari di internet sekiranya merek apa yang layanan purna jualnya baik dengan harga ramah di kantong. Dan VGen selalu muncul di bagian atas hasil pencarian. So, VGen I go...
Emang kenapa sih saklek banget soal garansi?
Itu karena saya sering membaca cerita buruk soal klaim garansi di Indonesia. Bukan hanya cerita pemilik barang tidak jelas (garansi toko atau distro), namun juga cerita dari para pemilik barang resmi. Jadi, ya, garansi ini paling utama. Soal mutu barang mah ya tinggal disesuaikan saja dengan kelas harganya. Toh semuanya juga rata-rata dibuat di China.
Dan benar saja. Selama menggunakan VGen saya tidak pernah bermasalah dengan klaim garansi. Bahkan saya memiliki pengalaman unik upgrade dua keping RAM VGen 4GB menjadi dua keping 8GB, bukan dengan datang langsung ke toko, melainkan mengirim RAM yang hendak ditukar melalui JNE 😂
Karenanya, ketika beberapa waktu lalu mengetahui PC jadul tidak bisa hidup karena RAM-nya rusak saya tidak terlalu khawatir. Well, ada rasa khawatir juga sih. Maklum RAM DDR2 ini saya miliki sejak sekitar 2008-2009, jadi lumayan berumur dan jangan-jangan sudah tidak dijamin lagi karena sudah tidak ada stok baru. Garansi boleh saja seumur hidup, tapi jika barang sudah tidak dijual dan tidak ada stoknya ya mau bagaimana?
Pagi hari ini mendadak mendapat kejutan. A shitty surprise. ThinkPad T520 andalan mendadak layarnya dominan berwarna merah. Wow...
Layaknya slogan iklan; "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya...", demikian juga dengan penampilan sebuah blog, kesan pertama si pengunjung sangat memengaruhi apakah dia akan rutin mampir ataukah sekedar sekali singgah.
Awalnya blog ini hanya saya dandani dengan tema sederhana bawaan Blogger dengan sedikit dipersolek di sana dan di sini. Kala itu dirasa sudah memadai dan saya merasa cukup puas.
Hingga kemudian ada sebuah komentar dalam sebuah artikel blog ini yang menanyakan mengapa tampilan blog ini tidak responsif?
Jika saya ditanya apa yang menjadi kelebihan bangsa Indonesia, tidak ragu lagi jawabannya adalah "lebih suka ngobrol". Tidaklah mengherankan jika Indonesia merupakan salah satu negara pengguna social media terbesar dan berita hangat yang terjadi di Indonesia sering menjadi trending topic.
Facebook, BBM, WhatsApp dan LINE merupakan beberapa media yang penetrasinya lumayan tinggi di Indonesia. Mungkin karena maraknya telepon pintar Android yang harganya kian terjangkau, membuat lebih anyak kalangan kian dimudahkan untuk ngobrol di mana saja dan kapan saja.
Saya pribadi kini hanya menggunakan
Ini entah yang ke berapa kali pulsa Indosat Mentari saya raib tanpa sebab. Dulu pernah mengalami kejadian yang sama dan bahkan sampai menghubungi contact center Indosat karena telah kehabisan cara untuk menghentikan pencurian pulsa ini. Saya katakan pencurian karena kehilangan pulsa ini terjadi tanpa interaksi saya sama sekali. Tidak ada yang namanya membalas SMS atau REG anu, tapi tiba-tiba nomor telah terdaftar layanan tertentu atau dinyatakan telah membeli game tertentu.
Kali ini pun sama. Pulsa tiba-tiba sudah 0 rupiah. Nominal awalnya saya kurang ingat, yang pasti di atas 20 ribu. Kartu ini saya khususkan sebagai kartu data dan telah berlangganan paket data, jadi saya pastikan tidak ada pemakaian lain. Terlebih karena kartu diletakkan dalam slot SIM laptop, jadi tidak bisa digunakan untuk regular voice.
Nah, karena letaknya dalam laptop inilah jadi kurang terperiksa, paling hanya saya isi pulsa sekadar agar paket data bisa diperpanjang otomatis. Selain itu, modem internal yang dipakai juga tidak mendukung USSD, jadi kalau perlu memeriksa sesuatu paling hanya bisa melalui SMS. Sementara tidak semua layanan Indosat bisa melalui SMS, atau mungkin bisa namun saya saja yang kurang tahu.
Baiklah, setelah bertanya-tanya di dunia maya, disarankan tiga cara untuk menghadapi misteri raibnya pulsa ini:
Blog berisi informasi seputar teknologi informasi dan dunia pendidikan.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer posuere erat a ante.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer posuere erat a ante.
Etiam porta sem malesuada magna mollis euismod. Cras mattis consectetur purus sit amet fermentum. Aenean lacinia bibendum nulla sed consectetur.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer posuere erat a ante.
Bootsblogger is open source. It's hosted, developed, and maintained on GitHub.
GitHub